HERCULES...sosok yang akhir-akhir ini paling dibicarakan di masyarakat..Lalu sebenarnya siapa Hercules itu?
Berita penangkapan Hercules dan 44 anak buahnya beberapa hari belakangan ramai menjadi pemberitaan media Tanah Air. Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) itu ditangkap anggota Resmob Polda Metro Jaya, karena dianggap meresahkan warga. Mereka diduga melakukan pemerasan di Komplek KJI Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.
Tak tanggung-tanggung, polisi memborgol Hercules dan anak buahnya kemudian digelandang ke Mapolda Metro Jaya. Anak buah Hercules kemudian dipindahkan penahanannya ke empat Polres yang ada di Jakarta.
Nama Hercules sudah tak lagi asing di telinga warga Jakarta. Pria yang pernah menerima lencana Bintang Seroja dari Pemerintah RI saat era Orde Baru ini dikenal sebagai penguasa Tanah Abang.
Saat itu, aksi premanisme masih merajalela. Dengan nyali yang dimilikinya, Hercules sukses menjadi penguasa yang sosoknya ditakuti di wilayah itu.
Sebagai ibu kota negara, Jakarta memang magnet bagi tiap individu untuk mengadu nasib. Tak hanya sebagai kota untuk mencari pekerjaan di sektor formal, Jakarta juga menjadi tujuan para preman untuk saling mengadu nyali dan berebut kekuasaan.
Premanisme di Jakarta tak lahir pasca-Indonesia merdeka. Jauh sebelum Indonesia lepas dari kolonialisme, Jakarta sudah memiliki cerita sendiri soal premanisme.
Saat masih bernama Batavia, Jakarta dipenuhi banyak jawara. Banyak dari para jawara saat itu bertindak sebagai preman dan melakukan kejahatan. Sebut saja salah satu di antaranya si Gantang.
Dalam buku 'Figures of Criminality in Indonesia, the Philippines, and Colonial Vietnam' karya Rudolf Mrazek disebutkan, si Gantang kabur dari penjara Belanda yang telah dihuninya selama enam tahun. Padahal dia tengah menunggu eksekusi mati yang telah divoniskan kepadanya.
Bersama komplotannya, si Gantang memeras, merampok dan mencuri siapa saja yang dikehendakinya, mulai dari petani pribumi hingga orang-orang kaya Tionghoa dan Eropa. Para tuan tanah yang resah atas ulah Gantang dan komplotannya hanya punya satu pilihan, yaitu memberikan setoran atau dirampok.
Si Gantang semakin tenar di dunia kriminal karena banyak preman atau penjahat yang mengatasnamakan dirinya untuk melakukan kejahatan. Maklum saja saat itu nama Gantang begitu ditakuti.
Tak berbeda dengan anak buah Hercules yang meminta uang keamanan kepada pihak-pihak tertentu, si Gantang dan anak buahnya juga menarik pajak dalam bentuk uang atau hewan ternak dari penduduk di wilayah kekuasaannya.
Si Gantang akhirnya berhasil ditangkap di sebuah desa di dekat Kendal, Jawa Tengah, setelah polisi Belanda berusaha keras melakukan pencarian. Setelah dibawa ke Batavia, si Gantang tidak dihukum mati seperti putusan pengadilan sebelumnya. Si Gantang justru dijadikan buruh narapidana.